1. Keadaan Geografis Indonesia
Indonesia Terdiri dari Berbagai Pulau
Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan luas keseluruhan +- 195 sampai dengan 200 juta Ha. Keadaan demikian, dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian negara, dan sebaliknya dapat pula menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian negara.
Banyaknya pulau akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar mancanegara. Dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia masih berada di sektor pertanian (agraris), yang tinggal dipedesaan.
Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian adalah bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain (misalnya industri), sehingga mayoritas masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect (kekuatan menyebar) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih relatif tinggi.
Penyebaran Penduduk
Indonesia juga mengalami masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dalam perspektif regional, mayoritas penduduk bermukim di Pulau Jawa. Sekitar 60% penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari luas wilayah seluruh Indonesia.
Angkatan Kerja
Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 143,8 juta jiwa. Tidak semua dari jumlah tersebut tergolong sebagai angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60%.
Angkatan kerja Indonesia pada tahun 1994 berjumlah 85,8 juta jiwa, sekitar 44,64% jumlah seluruh penduduk
Sistem Pendidikan
Taraf pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya masih rendah. Sampai dengan tahun 1991, lebih dari tiga perempat (persisnya 76,03%) penduduk yang berusia 10 tahun ke atas tidak sampai mengenyam pendidikan SMP. Bahkan sekitar 12% dari penduduk berusia 10 tahun ke atas itu tidak sekolah sama sekali.
Sumber:
Banyaknya pulau akan menjadi kekuatan dan kesempatan, jika pulau-pulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang, dapat diolah dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar mancanegara. Dengan keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui industri pariwisata.
Namun pada kenyataannnya, dapat pula menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia, jika sumber daya yang ada di setiap pulau hanya dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Demikian pula jika masih banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit dilakukan pengawasan. Dengan demikian dituntut koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia tersebut dari pihak-pihak yang tidak berhak mendapatkannya. Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia.
Indonesia Dibedakan Kedalam 2 Musim
Negara Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian, menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian, diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun pasar mancanegara.
Negara Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang demikian, menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri menjadi sangat spesifik sifatnya. Dengan demikian, diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun pasar mancanegara.
Negara Indonesia Memiliki Sumber Pertambangan
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan tambang, dan seperti telah sejarah buktikan, salah satu jenis tambang Indonesia, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi Indonesia berani ditetapkan sebesar 7,5% (masa Repelita II).
2. Mata Pencaharian
Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam sektor pertanian adalah bahwa komoditi yang dihasilkan dari sektor ini relatif tidak memiliki nilai tambah yang tinggi, sehingga tidak dapat bersaing dengan komoditi yang dihasilkan sektor lain (misalnya industri), sehingga mayoritas masyarakat Indonesia yang memang bermata pencaharian di sektor pertanian (desa) semakin tertinggal dari rekannya yang bekerja dan memiliki akses di sektor industri (kota). Jika ini tidak segera ditindak lanjuti, maka akan menjadi benarlah teori ketergantungan, bahwa spread effect (kekuatan menyebar) akan selalu lebih kecil dari back-wash effect (mengalirnya sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya).
3. Sumber Daya Manusia
Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Propinsi pada Tahun 1980 dan 1990
Propinsi Jumlah Kepadatan
1980 (jt jiwa) 1990 1990 (jiwa/km2)
1. D.I Aceh 2,6 3,4 62
2. Sumut 8,4 10,3 145
3. Sumbar 3,4 4,10 80
4. Riau 2,2 3,3 35
5. Jambi 1,4 2,0 45
6. Sumsel 4,6 6,3 61
7. Bengkulu 0,8 1,2 56
8. Lampung 4,6 6,0 181
9. DKI Jakarta 6,5 8,3 12.495
10.Jabar 27,4 35,4 765
11.Jateng 25,4 28,5 834
12.D.I Yogya 2,7 2,9 919
13.Jatim 29,2 32,5 678
1. D.I Aceh 2,6 3,4 62
2. Sumut 8,4 10,3 145
3. Sumbar 3,4 4,10 80
4. Riau 2,2 3,3 35
5. Jambi 1,4 2,0 45
6. Sumsel 4,6 6,3 61
7. Bengkulu 0,8 1,2 56
8. Lampung 4,6 6,0 181
9. DKI Jakarta 6,5 8,3 12.495
10.Jabar 27,4 35,4 765
11.Jateng 25,4 28,5 834
12.D.I Yogya 2,7 2,9 919
13.Jatim 29,2 32,5 678
Sumber: Statistik Indonesia,1993,Biro Pusat Statistik
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih relatif tinggi.
Penyebaran Penduduk
Indonesia juga mengalami masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dalam perspektif regional, mayoritas penduduk bermukim di Pulau Jawa. Sekitar 60% penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari luas wilayah seluruh Indonesia.
Angkatan Kerja
Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 143,8 juta jiwa. Tidak semua dari jumlah tersebut tergolong sebagai angkatan kerja, yaitu mereka yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60%.
Angkatan kerja Indonesia pada tahun 1994 berjumlah 85,8 juta jiwa, sekitar 44,64% jumlah seluruh penduduk
Sistem Pendidikan
Taraf pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya masih rendah. Sampai dengan tahun 1991, lebih dari tiga perempat (persisnya 76,03%) penduduk yang berusia 10 tahun ke atas tidak sampai mengenyam pendidikan SMP. Bahkan sekitar 12% dari penduduk berusia 10 tahun ke atas itu tidak sekolah sama sekali.
Dalam perspektif spasial, penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak sampai mengenyam bangku SMP jauh lebih banyak di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Jumlah mutlaknya 78,76 juta jiwa (85%) berbanding 25,64 juta jiwa (57,41%), 3 kali lipat.
Untuk penduduk berusia 10 tahun ke atas yang sama sekali tidak sekolah, jumlahnya di desa bahkan jauh lebih banyak lagi daripada di kota, 4 kali lipat.
4. Investasi
Untuk memperoleh suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan di Indonesia, terkumpulnya modal dan sumber daya sebagai investasi, menduduki peran yang sangat penting. Bagaimana kita dapat melakukan pembangunan jika dana yang diperlukan untuk itu tidak tersedia atau mencukupi?
Dalam kondisi tertentu masih sulit untuk mengharapkan dana investasi dari masyarakat. Untuk itulah pemerintah memerlukan dana yang sangat besar dari selisih penerimaan dan pengeluaran / biaya rutin pemerintah. Namun sayangnya pemerintah tidak dapat terus - menerus mengandalkan tabungan pemerintah tersebut. Perlu dilakukan upaya-upaya tambahan guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi tabungan. Upaya-upaya tersebut adalah :
- Lebih mengedepankan ekspor komoditi non migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanam modal asing, sehingga makin banyak PMA (Penanam Modal Asing) yang masuk ke Indonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan prduktifitas.
Sumber:
- Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab3-peta_perekonomian_indonesia.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar